Luar Biasa, Ini lah Karakter Lebah Dalam Islam


Karakter Lebah Dalam Islam
Suatu saat Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan orang yang beriman itu bagaikan lebah. Ia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hingga di tempat yang bersih, dan tidak merusak dan mematahkan (yang dihinggapinya).” (HR. Ahmad dan al-Hakim).

Seorang mukmin adalah manusia yang memiliki sifat-sifat unggul. Sifat-sifat itu membuatnya memiliki keistimewaan dibandingkan manusia lainnya, sehingga dimanapun dia berada, kemanapun dia pergi, apa yang dia lakukan, peran dan tugas apa pun yang di emban, akan selalu membawa manfaat dan kebaikan bagi manusia lain. Maka jadilah dia orang yang seperti dijelaskan Rasulullah SAW“Manusia paling baik adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi manusia lain.” (HR. ad-Daraquthni, dan disahihkan oleh al-Albani).

Dalam hadis di atas, Rasulullah SAWmenggambarkan beberapa karakter mukmin yang ada dalam lebah, tentu tujuan Rasulullah SAWmenggambarkannya dengan lebah, karena di dalamnya terdapat berbagai sifat positif yang bisa dijadikan teladan. Di antara sifat-sifat tersebut sebagaimana dalam hadis di atas adalah.

Pertama, hingga di tempat yang bersih dan menyerap yang bersih.
Lebah hanya hinggap di tempat-tempat pilihan. Dia sangat jauh berbeda dengan lalat. Serangga tersebut amat mudah di temui di tempat sampah, kotoran, dan tempat-tempat yang berbau busuk. Tapi lebah, ia hanya akan mendatangi bunga-bunga atau buah-buahan, atau tempat-tempat bersih lainnya yang mengandung bahan madu atau nektar. Begitu pula sifat seorang mukmin.Allah SWT berkalam, “Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagimu.” (al-Baqarah ayat 168).

Karenanya, jika seorang mukmin mendapatkan amanah, dia akan menjaganya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan melakukan perbuatan yang tidak baik dalam agama seperti, mencuri, penyalahgunaan wewenang, manipulasi, penipuan, dan kedustaan. Sebab, segala kekayaan hasil perbuatan-perbuatan tadi merupakan khaba’its (kebusukan) yang akan membawa kesengsaraan hidup dunia dan akhirat. Otomatis, dia telah tercatat menjadi pengikut setan.

Kedua, lebah mengeluarkan yang bersih.
Maksudnya adalah madu lebah. Semua orang tahu bahwa madu berkhasiat untuk kesehatan manusia. Dia produktif dengan kebaikan, bahkan dari organ tubuh yang pada binatang lain hanya melahirkan sesuatu yang menjijikkan. Begitu pula seorang mukmin. Dia adalah orang yang produktif dengan kebajikan.  Allah SWT berkalam, yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu, dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapatkan kemenangan.” (al-Hajj ayat 77). Al-khair adalah kebaikan atau kebajikan. Akan tetapi Al-khair dalam ayat di atas bukan merujuk pada kebaikan dalam bentuk ibadah ritual. Sebab, perintah ibadah ritual sudah terwakili dengan kalimat“rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu” (irka’u, wajudu, wa’budu rabbakum). Al-khair di dalam ayat itu justru bermakna kebaikan atau kebajikan sosial yang bisa disarankan oleh sesama dan makhluk lain.

Ketiga, tidak pernah merusak. 
Seperti yang disebutkan dalam hadis yang sedang kita bahas ini, lebah tidak pernah merusak atau mematahkan ranting yang di hinggapi. Begitulah seorang mukmin. Dia tidak pernah melakukan perusakan dalam hal apapun, baik materi maupun non materi. Dia selalu melakukan perbaikan akidah, akhlak, dan ibadah, dengan cara berdakwah. Juga mengubah kezaliman apapun bentuknya dengan cara berusaha menghentikan kezaliman itu. 

Demikianlah beberapa karakter lebah yang patut ditiru oleh orang-orang beriman. Intinya, seseorang mukmin harus menjadi yang terbaik di antara yang baik, dimanapun dan kapanpun. Maka bukanlah tanpa hikmah, jika Allah menyebut-nyebut dan mengabadikan binatang kecil dalam Al-Qur’an sebagai salah satu nama surat, yakni an-Nahl.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Luar Biasa, Ini lah Karakter Lebah Dalam Islam"

Posting Komentar