Kisah Sedih Nenek 78 tahun yang Memilih Berjualan Permen dari Pada Harus Mengemis



Alejandra Baldani (78) saat berjualan permen di jembatan penyeberangan San Borja, Lima, Peru (23/10). Nenek Baldani rela menjual permen di pinggir jalan demi kebutuhan. Dalam sehari Baldani mengantongi sekitar USD 3 hasil berjualan permen.

 

Seandainya masyarakat Indonesia juga mempunyai sifat pantang menyerah, tidak mau bergantung kepada orang lain, ini akan sangat membantu pemerintah dalam menuntaskan kemiskinan,

Didalam ajaran Agama juga kita sebagai manusia dilarang untuk mengemis apabila tidak dalam keadaan sangat terdesak, Inilah hadist yang bersangkutan :

Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ حَتَّى يَأْتِيَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَيْسَ فِي وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ

“Terus-menerus seseorang itu suka meminta-minta kepada orang lain hingga pada hari kiamat dia datang dalam keadaan di wajahnya tidak ada sepotong dagingpun.” (HR. Al-Bukhari no. 1474 dan Muslim no. 1725)

SEBARKAN kepada Umat Muslim Indonesia bahwasanya mengemis dan memberi uang kepada pengemis itu tidak baik.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kisah Sedih Nenek 78 tahun yang Memilih Berjualan Permen dari Pada Harus Mengemis"

Posting Komentar